Rabu, 02 April 2008

#) Disangka Makam Wali, Nyatanya Lanun Sakti

Senin, 31 Maret 2008
Dispar Data Situs Bersejarah
Ranai- Dinas Pariwisata sedang mendata situs-situs bersejarah, khususnya makam kuno di Natuna. Selama ini, masyarakat sering salah karena menganggap suatu makam milik wali, tak tahunya hanya makam lanun atau rampok sakti.
Hal itu disampaikan Erson Gempa, Kadis Pariwisata Natuna di ruang kerjanya Sabtu, (29/3). Dikatakan, dalam Musrenbang beberapa waktu lalu, cukup banyak daftar permintaan dari pihak Kecamatan untuk membangun serta memperbaiki situs wisata di wilayahnya, baik yang bersifat religi maupun wisata keluarga. Ia mencontohkan situs Keramat Binjai dan Pantai Tanjung serta masih banyak lagi pengajuan masyarakat. "Ini berarti masyarakat sudah menyadari betapa pentingnya aset wisata karena berhubungan dengan upaya mempertahankan situs sejarah mapun potensi ekonomi nantinya," katanya.
Namun, ia masih menyayangkan pihak-pihak yang masih belum mengerti tentang situs wisata. Karena pada umumnya pengajuan, banyak yang mengarah pada mitos seperti perbaikan makam dan tempat yang dianggap keramat oleh penduduk. "Tentunya, hal ini memerlukan pengkajian khusus dan lebih dalam lagi karena akan erat hubungannya dengan akidah yang bisa membawa pada kemusrikan jika salah menafsirkan," ucapnya.
Untuk itu kata dia, pada tahun 2009 ia akan mencoret semua item pengajuan yang berkenaan dengan hal-hal keramat sebelum mendapatkan kepastian tentang makna keramat itu.
Ia menyebutkan, sebagai pemimpin, harus mampu membaca situasi serta kondisi masyarakat karena harus dipertanggungjawabkan kelak, jika salah mengambil keputusan. "Pada dasarnya masyarakat menganggap sesuatu itu keramat hanya berdasar cerita dan hikayat orang dulu, yang diwariskan turun-temurun sehingga sudah tertanam di paradigma mereka," ujarnya lagi.
Ia juga menyebutkan, jika sesuatu itu keramat tanpa ingin diketahui lebih jauh, dkhawatirkan terjadi kekeliruan. Bisa saja katanya, apa yang dianggap masyarakat makam keramat di suatu tempat sebagai makam orang shaleh atau wali bahkan orang sakti pada zaman dulu, ternyata hanya makam seorang lanon (rompak) yang sakti.
Sementara masyarakat sudah sangat ta'zim dengan makam tersebut. "Akan repot nantinya dan kita sebagai umara akan ditanya kelak karena tak mampu berbuat yang benar kala itu. Sekarang kita terus melakukan pengkajian baik berdasarkan sejarah dan literatur yang ada maupun bekerjasama dengan pihak akademis agar nantinya kita benar-benar mempunyai situs sejarah yang bisa menjadi acuan bagi generasi muda sebagai dasar pengenalan
budaya dan sejarah serta bukti otentik eksistensi Melayu di daerah ini," demikian dikatakan. Menurutnya, pengembangan dan peningkatan sektor pariwisata mutlak dan tak bisa ditawar lagi.
Dikatakan, anugerah Tuhan yang sangat indah di alam Natuna akan sia-sia jika tidak bisa dimanfaatkan. "Kita optimis, jika sektor pariwisata telah lebih ditingkatkan, maka kemajuan pembangunan Natuna dan taraf hidup masyarakat akan terangkat sesuai harapkan menuju Natuna Mas 2020," katanya. (sm/21).

sumber: Sijorimandiri.net

1 komentar:

Pengembara 8 Januari 2010 pukul 16.11  

Bagus, emang perlu kehati-hatian dan pengkajian yang dalam untuk membuat suatu keputusan. Lebihbaik lagi jika dilengkapi bukti-bukti sejarah karena akan terkait dengan keturunan yang maish hidup.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP