Sabtu, 06 Desember 2008

#) Para Pewaris Tahta

Eksistensi para pewaris tahta tampak dalam perhelatan Festival Keraton 2008 yang berlangsung pertengahan November lalu. Empat puluh lima Sultan hadir lengkap dengan para hulubalang dan tradisi kesultanan masing-masing, di Gowa, Makassar.

Gowa sendiri memiliki catatan penting dalam sejarah kerajaan di Indonesia. Buktinya dapat dilihat di Istana Balla Lampoa, yang kini menjadi museum di mana tersimpan berbagai benda pusaka dan harta benda kerajaan. Kehidupan sebagai seorang Putra Mahkota Kerajaan Gowa dimiliki oleh Andi Kumala Ijo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang.

Jangan bayangkan kehidupan Pangeran Andi Kumala bergelimang kemewahan kerajaan, karena di luar statusnya sebagai raja, Andi adalah seorang pegawai negeri sipil yang bertugas di Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten Gowa. Selain sebagai pegawai negeri, Andi juga sempat punya jabatan struktural di kenegaraan republik ini. “Saya pernah juga menjabat sebagai lurah selama 9 tahun,” katanya saat tampil di Kick Andy.


Sosok lain yang hadir dalam Kick Andy adalah Sultan Lampung Edward Syah Pernong. Bagi sebagian orang, mungkin sudah akrab dengan namanya. Karena, Sultan yang mantan Kapolres Jakarta Barat ini, sekarang bertugas sebagai Pendidik Utama di Mabes Polri.

Menarik untuk disimak, bagaimana Sultan Edward yang seorang polisi juga memiliki seorang perdana menteri seorang polisi. Bagaimana pula mereka membagi peran hidupnya sebagai petinggi kesultanan dan sebagai polisi. “Saat saya masih jadi serse, saya pernah menangkap penodong yang masih kerabat kerajaan,” ujar Sultan Edward.


Kisah unik lainnya kita dapatkan dari Sultan Palembang Iskandar Mahmud Badarudin. Sultan yang dinobatkan Desember tahun lalu ini, telah menjadikan rumahnya sebagai istana kerajaan, sekaligus tempat menyimpan sejumlah benda pusaka kerajaan. Sultan berambut gondrong ini memiliki latar belakang sebagai penyanyi café.


Kick Andy juga menghadirkan Sultan termuda yakni Tengku Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam atau Tengku Aji dari Kesultanan Deli Medan. Ia dinobatkan sebagai Sultan Deli XIV tahun 2005, setelah ayahandanya, Sultan Deli XIII Tengku Tito Otman Mahmud Makmun Padrab meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat militer di Lapangan Terbang Malikul Saleh, Lhoksemawe, Aceh. Saat itu Sang Sultan sedang menjalankan tugas Negara sebagai tentara dalam operasi bantuan tsumani Aceh.

Meski sudah menjadi seorang sultan, Tengku Aji tetaplah seorang anak seperti kebanyakan. Ia mengatakan sejumlah teman dan gurunya sudah mengetahui keberadaannya sebagai Sultan Deli. Meski ia tahu cita-citanya untuk menyatukan nusantara seperti layaknya Mahapatih Gajah Mada, tapi Tengku Aji belumkah cukup usia untuk memahami apa tugas dan fungsi sebagai seorang Sultan. Misalnya, ketika ditanya sang Host Andy F. Noya, apa tugas Tengku Aji sebagai Sultan? Tengku Aji menjawab penuh kepolosan, “tugasnya bermain.”


Inilah episode khusus tentang keunikan budaya kita. Selain soal keunikan para sultan di zaman modern ini, Kick Andy juga mengajak anda semua untuk kembali mengenang kejayaan masa-masa kerajaan dan eksistensinya di masa sekarang.

Sumber : kickandy.com


Hmmmmm.........?????
Bagaimanakah dengan
Kesultanan Riau yaaa ???



0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP