Rabu, 14 Mei 2008

#) Kakaban, Pulau Tempat Kerajaan Ubur-ubur


Di peta Kalimantan Timur, tampak gugusan Pulau Derawan bagai noktah, namun pada salah satu pulaunya, terdapat kekayaan alam yang menjadi warisan dunia tepatnya berupa danau air payau/tawar di tengah Pulau Kakaban. Bagi wisatawan yang menyukai wisata petualangan dan bahari maka mengunjungi kawasan seluas 774,2 Ha adalah pilihan tempat berlibur yang menawarkan keindahan dan keunikan tersendiri. Secara administratif kawasan itu masuk dalam Kabupaten Berau, di utara Kaltim pada perairan Laut Sulawesi.
Pulau Kakaban berbentuk menyerupai angka "9". Bagian melingkarnya di sebelah utara merupakan atol atau batu karang berbentuk cincin dan memiliki laguna. Kakaban menyuguhkan keunikan alam seperti yang hanya dapat ditemui di pulau-pulau yang berada di Republik Palau di kawasan Mikronesia, tenggara Laut Pasifik.
Keunikan tersebut adalah danau air payau dengan biota yang mengalami evolusi selama puluhan ribu tahun sehingga memiliki sifat dan tampilan fisik yang berbeda dengan spesies sejenisnya di laut. Evolusi purba itu menyebabkan perubahan ekosistem yang unik dan tersendiri sehingga danau itu menjadi "Kerajaan Ubur-Ubur" prasejarah. Ubur-ubur dengan berbagai ukuran, bentuk maupun cara berenang membedakannya dengan satwa sejenis yang habitatnya di laut.
Di kawasan itu ada ubur-ubur (jelly fish) berbadan bening mirik piring kaca (Aurelia aurita) dan beberapa jenis lainnya hanya seukuran ujung jari telunjuk (Tripedalia cystophora). Beberapa spesies ubur-ubur mendominasi, khususnya seukuran sekepalan tangan, ibarat bola lampu pijar berwarna biru kecoklatan (Martigias papua).
Bersama ketiga jenis ubur itu, terdapat juga spesies ubur-ubur Cassiopeia ornata yang menjadi "raja" (trademark) di "Kerajaan Ubur-Ubur". Keunikannya, yakni tidak seperti ubur-ubur laut yang garang karena memiliki sengat berbisa, ubur-ubur jenis ini sebaliknya tidak berbahaya. Mereka berenang terbalik dengan tentakel menghadap ke atas.
Perilaku itu merupakan bentuk adaptasi akibat keterbatasan makanan di danau, sehingga membuat ubur-ubur itu melakukan simbiosis mutualisme dengan algae. Algae memerlukan bantuan sinar matahari untuk menghasilkan makanan.
Perubahan ekosistem di Danau Kakaban terjadi melalui evolusi yang cukup lama ketika air hujan dan air tanah secara perlahan mengubah air danau asin itu menjadi lebih tawar ketimbang air laut yang ada di sekitarnya. Danau yang terletak di pulau Kakaban tidak seperti danau-danau pada umumnya.
Dua juta tahun silam, danau itu merupakan laguna dari sebuah atol. Pada zaman itu telah terjadi proses pengangkatan dasar selama beberapa ribu tahun, yang membuat terumbu karang di sekelilingnya naik di atas permukaan laut.
Data menujukkan bahwa keunikan Pulau Kakaban telah menarik perhatian turis mancanegara, tercatat sekitar 30 ribu wisatawan mancanegara mengunjungi kawasan itu per tahun. Ini jadi potensi wisata sekaligus ancaman, karena bisa terjadi kunjungan tidak terkendali akan merusak lingkungan di kawasan itu.
Surga
Untuk mencapainya Pulau Kakaban jarak terdekat dapat ditempuh melalui Tanjung Redeb, Ibukota Kabupaten Berau baik menggunakan speed boat sewaan yang tentunya harganya relatif mahal yaitu bisa mencapai Rp1 juta atau menggunakan perahu bermotor milik masyarakat dengan harga bisa lebih murah, ratusan ribu rupiah.
Sebelum menyewa perahu bermotor milik masyarakat, pelancong sebaiknya harus memastikan dulu sang pengemudi sudah berpengalaman dan sering mengunjungi gugusan Pulau Derawan. Karena, keahliannya diperlukan untuk menyesuaikan perjalanan dengan kondisi alam, misalnya pada bulan dan jam tertentu, amukan ombak di perairan tersebut cukup ganas sehingga tidak sembarang pengemudi perahu berani menjangkaunya.
Dari Kota Tanjung Redep menuju perairan itu memerlukan waktu 2,5 jam perjalanan dengan perahu cepat (speed boat) atau sekitar tujuh jam apabila menggunakan perahu bermotor biasa.
Dalam perjalanan meninggalkan hutan mangrove yang sebagian berada di delta muara sungai maka perjalanan segera diarahkan menuju gugusan Pulau Derawan. Laut dengan ramah menerima apabila angin tidak bertiup kencang. Hanya dalam beberapa jam perjalanan, terlihat hamparan hijau tumbuhan yang tumbuh di sebuah pulau atol. Sebagian pulau itu dikelilingi tebing tinggi yang terjal, sehingga untuk mendarat harus mengelilingi pulau dan mencari daerah yang landai dan terbuka.
Berbagai jenis ikan berwarna merah, biru, kuning dan hijau tampak ceria berenang di sela-sela karang pada perairan dangkal yang sejernih kristal. Juga bisa dijumpai berbagai jenis satwa lain, seperti kadal, ular hijau dan timun laut yang juga khas daerah itu.
Setelah melewati karang-karang yang tidak begitu tinggi maka segera terlihat tangga kayu yang akan membawa pengunjung melihat salah satu kawasan yang menjadi warisan dunia itu. Di tengah pulau karang terdapat hamparan danau air tawar yang dikelilingi berbagai jenis pohon tropis seperti mengawal warisan dunia itu.
Untuk penyelaman terdapat beberapa titik yang dianggap penting untuk dinikmati keindahannya, yakni tempat-tempat yang diberi nama Barracuda Point, Cabbage Patch, The Drift, The Plateau dan Rainbow Run, The Wall, Blue Light Cave, Diver`s Delight dan The North Face. Variasi dari berbagai tipe lokasi penyelaman sudah tentu menjadi keasyikan luar biasa bagi para penyelam yang berpengalaman untuk melihat keajaiban dunia itu.
Pulau Kakaban diperkirakan juga menjadi "surga" berbagai jenis hewan yang hanya terdapat di kawasan itu namun banyak yang belum diidentifikasi. Keunikan itu menyebabkan Dr. Thomas Tomascik, seorang ahli kelautan berkebangsaan Kanada menyatakan bahwa Pulau Kakaban merupakan surga kekayaan biologi yang ada di Indonesia.
Mengunjungi Pulau Kakaban benar-benar tidak hanya menikmati keindahan danau di tengah pulau namun menyadarkan pengunjung tentang kebesaran Sang Pencipta yang bisa membuat tumbuhan dan hewan bisa bertahan saat terjebak pada ekosistem yang berbeda. (*/cax)

1 komentar:

zami 28 Maret 2009 pukul 11.27  

Abang bagai mana caranya qt kalau mau ke derawan.....? onkosnya brapa klw dr jogja...? n ada gak aturan2 klw k sana? pa aja tu?

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP